Namo Buddhaya

Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa

Yo Dhammam desesi adikalyanam majjhekalyanam pariyosanakalyanam ti
Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya, indah pada akhirnya

Thursday, December 10, 2009

Cara Mengatasi Kemelekatan

Membahas secara mendalam tentang ketidakmelekatan ini sesungguhnya bukan hanya sesuai untuk para anagarini, bhikkhu, maupun samanera saja, namun juga cocok untuk para perumah tangga. Sebab, tidak melekat bukan berarti tidak boleh punya pasangan hidup. Tidak melekat itu bukan berarti tidak boleh punya kekayaan. Tidak melekat itu bukan berarti tidak boleh punya rumah, tidak punya mobil, tidak punya pekerjaan yang berhasil. Bukan demikian, bukan. Tidak melekat itu berarti siap menghadapi perubahan pada segala sesuatu yang dimiliki. Menerima perubahan itu sebagai kenyataan. Itulah kunci agar tidak melekat.

Konsep Dukkha

Konsep dukkha dapat ditinjau dari tiga segi:
1. Dukkha sebagai derita biasa (dukkha-dukkha).
2. Dukkha sebagai akibat dari perubahan-perubahan (viparinama-dukkha).
3. Dukkha sebagai akibat dari keadaan yang berkondisi (sankhara-dukkha).

Belajar Dhamma

Pernahkah kita merasa terlalu rumit untuk mempelajari ajaran Sang Buddha? Pernahkah kita merasa ajaran Sang Buddha tidak masuk akal? Atau kita merasa ajaran Sang Buddha tidak bisa dijadikan pedoman hidup karena tidak ada yang bisa mendengarkan doa kita, apalagi mengabulkannya?

Mempelajari ajaran Dhamma bukanlah harus langsung menguasai 100% materi yang ada. Juga bukan harus menerima 100% tanpa direnungi atau dipahami. Dhamma ajaran Sang Buddha semuanya bisa dibuktikan. Cuma perlu kebijaksanaan yang memadai. Dahulu Sang Buddha membabarkan Dharma pun sesuai dengan kebijaksanaan pendengarnya. Makanya banyak orang tercerahkan saat itu.